Om Swastyastu, Assalamu Alaikum wr.wb, Namaste, Salam sejahtera,
Mungkin kita menganggap bahwa “perbedaan” itu sangat aneh dan lebih memandangnya sebagai sesuatu yang tidak lazim, sebagai “jarak” dan bahkan sebagai hal yang negatif.
Bukankah Tuhan selalu menciptakan dua hal yang berbeda. Ada tinggi ada rendah, ada panjang ada pendek, ada baik ada buruk, ada panas ada dingin dan lain sebagainya.
Dapat kita bayangkan kalau di dunia ini cuma ada kelahiran saja tanpa adanya kematian …betapa penuh dan hiruk pikuknya dunia ini. Lahir, hidup dan mati adalah suatu kodrat yang tidak bisa ditawar. Hidup ini singkat, maka pergunakanlah untuk melakukan hal terbaik dalam hidup ini untuk orang – orang disekitar kita.
Apapun yang kita percayai dan dari manapun kita berasal, ibaratnya seperti baju yang berwarna – warni fungsinya cuma satu untuk menutupi raga dan memberi suatu keindahan estetika .
Sebuah gamelan alat tradisional Jawa atau Bali atau lebih modern lagi alat musik akan kedengaran sumbang kalau drum saja yang digebuk. Buk buk buk. Namun begitu semua komponen alat musik itu (Gitar, Orgen, Drum, dll) serentak dimainkan dan saling mengimbangi satu sama lain, maka terciptalah sebuah karya seni yang kedengaran enak di telinga.
Alampun demikian dengan hadirnya “pelangi” yang membentuk deretan warna – warna indah; ada Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Shubanallah…suatu yang indah dan mempesona…Ida SangHyang Widhi/Tuhan/Allah Maha Besar. Tentu akan berbeda jika Pelangi itu hanya terdiri dari salah satu yang warna diatas. Akan kelihatan aneh dan janggal bahkan tidak indah lagi. Seni adalah ciptaan manusia dan indah adalah ciptaan Tuhan.
Mari selalu menanamkan suatu pemikiran yang positif. Aku bergaul dengan semua komunitas yang ada di negeri ini. Aku tidak punya siapa – siapa disini. Yang aku punya cuma sahabat –sahabat seperti kalian. Ada dari Cirebon, Jakarta, Bandung, Banyuwangi, Bali, Surabaya, Batak, Semarang, Ujung Pandang, Irian Jaya, dan banyak lagi yang lainnya. Itu baru perbedaan dari sudut daerah. Ada lagi dari berbagai Negara seperti Philipina, Sri Lanka, Mesir, Nigeria, India, Qatar, Switzerland, dan lain – lain. Belum lagi beda agama.
Sekarang kita baru menyadari betapa indahnya suatu pebedaan itu. Hidup ini terasa lebih indah jika kita bisa mensyukuri arti sebuah perbedaan.
Perbedaan bukan hanya itu saja. Juga pada diri kita. Katakanlah Pa Bambang; dirumah oleh istrinya dipanggil dengan sebutan Mas, anak – anaknya memanggilnya Bapak. Kebetulan Pa Bambang kerja di QP dan memegang jabatan, oleh anak buahnya dipanggil Bapak Manajer. Bukan itu saja, Pa Bambang juga seorang muslim yang taat, dia juga menyerahkan hidupnya untuk mengabdi sebagai Ustad/Kyai, oleh orang – orang Mesjid beliau dipanggil Pa Uztad/Kyai. Karena dipercaya orang,Pa Bambang juga disekitar tempat tinggalnya ditunjuk sebagai ketua suatu organisasi besar di negeri ini, maka dipanggillah beliau dengan sebutan Pa Ketua. Contoh diatas mengajarkan kita semua perbedaan dalam hal sebutan sesuai profesi yang diembannya, namun tujuannya cuma satu Pa Bambang.
Marilah kita satukan pemikiran bahwa perbedaan itu adalah suatu yang indah bukan sebaliknya. Terima kasih semua sahabat – sahabatku, kalian mengajarkan aku tentang semua ini, walau kalian tidak mengungkapkannya dengan kata – kata akan tetapi dengan sikap dan perilaku yang begitu tulus dan terpuji demi sebuah kebersamaan “Sahabat Sejati”
Demikian juga dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda – beda tetapi tetap satu) satukan barisan menuju Indonesia satu…
Om Shantih, Shantih, Shantih Om, Wassalam, Salam Damai,
Putu Arya Wari Gunawan – sebuah catatan dan renungan untuk kita semua hingga berdirilah Laskar Merah Putih di Doha…sebagai ajang pemersatu anak bangsa…
No comments:
Post a Comment